Meski kakinya pengkor, Kang Sandi (45) tetap berjalan jauh menjajakan bola buatannya. Keringat mengucur deras di wajahnya, tapi langkahnya tak berhenti. “Semoga hari ini ada yang beli,” lirihnya. Sudah tiga hari tak ada beras di rumah, namun ia tetap berusaha agar ibunya bisa makan.

Dari luar, hidup Kang Sandi tampak sederhana, tapi di baliknya tersimpan perjuangan besar. Setiap hari ia membuat bola sepak, dua buah saja dengan upah tujuh ribu lima ratus rupiah per bola. Untuk menambah penghasilan, ia sering berjalan keliling menawarkan hasil tangannya. Tiga hari belakangan ia tidak bisa bekerja karena kehabisan bahan. Baru hari ini tangannya kembali bergerak, mencoba lagi agar ada sedikit rezeki yang bisa dibawa pulang.

Kang Sandi menunduk, suaranya bergetar waktu bercerita. “Tiga hari saya gak kerja, bahannya gak ada,” katanya pelan sambil mengusap wajah. Ia menarik napas panjang sebelum melanjutkan, “Saya sama Ibu udah tiga hari gak makan, gak ada beras di rumah.”
Ia selalu mendahulukan ibunya. Kalau cuma ada sedikit makanan, pasti untuk sang ibu lebih dulu. Tubuh ibunya sudah lemah dan sering sakit, sementara dirinya satu-satunya yang bisa menjaga. Pernah beberapa kali mereka benar-benar kehabisan beras, tapi Kang Sandi jarang mengeluh. Ia hanya diam dan terus berusaha, seolah lelah dan lapar bukan alasan untuk menyerah.

#TemenBaik, salut banget dengan semangat dan kegigihan Kang Sandi! Yuk bantu perjuangannya agar hidup lebih layak dengan cara:
- Klik Donasi Sekarang
- Masukan Nominal Donasi
- Pilih Metode Pembayaran
- Dapatkan Laporan Donasi Via Email
Tak hanya mendoakan dan berdonasi, kamu juga bisa membagikan halaman galang dana ini agar semakin banyak yang membantu.


