Tubuhnya sudah sangat ringkih dimakan usia. Demi bertahan hidup, Abah Atang (75) rela berjualan telur asin keliling.
Telur yang ia jual didapat dari juragan telur asin. Karenanya, Abah Atang hanya mampu mengambil untung yang tak seberapa.
Sehari-hari Abah Atang berangkat berjualan naik kereta keberangkatan pertama pada pukul 4:30. Ia berjalan ke stasiun pada dini hari yang bahkan matahari pun belum menampakkan sinarnya.
Menggendong bakul yang cukup berat dengan tubuh paruh baya, Abah Atang tetap semangat menjajakan telur asin di daerah Sukajadi.
Berjalan cukup jauh dan berangkat pada waktu yang sangat dini hari. Belum lagi mirisnya Abah Atang seringkali ditipu. Orang-orang datang membawa telur asinnya dan langsung kabur tanpa membayar.
Uang yang didapatkan Abah Atang juga pernah diambil orang lain tanpa sepengetahuannya. Hingga membuat Abah harus berhutang pada juragan telur asin karena tak mampu membayar telur asin yang ia bawa untuk dijual. Apalagi dengan mata yang sudah tak cukup awas sehingga membuat ia rentan ditipu.
Tak banyak harapan Abah Atang di sisa usianya. Ia berharap dapat menghabiskan masa tuanya tanpa harus khawatir bagaimana ia bisa makan.
Namun apa daya, keuntungan berjualan telur asin yang tak seberapa untuk biaya makan sehari-hari saja sulit.
Sahabat, begitu berat perjuangan Abah Atang di usia senjanya. Maukah kamu membantu meringankan sedikit bebannya?
Klik "DONASI" dan berikan donasi terbaikmu.
Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk bantuan kebutuhan pokok sehari-hari Abah Atang. Donasi yang terkumpul lebih akan disalurkan untuk membantu penerima manfaat lain serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan di bawah naungan Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.
