Raganya sudah menua, dari jam 2 siang hingga 9 malam Abah Dede jual balon air dengan berjalan secara tertatih. Beliau keliling dengan perut kosong menawarkan balon air, berharap dagangannya laku.
Meski dagangannya tidak selalu laku bahkan bisa dihitung jari, namun Abah senantiasa gigih untuk mencari rezeki demi keluarga.
Saat Abah masih muda, Abah bekerja sebagai teknisi listrik. Namun Abah diberhentikan oleh tempat ia bekerja sehingga untuk menyambung hidup keluarga akhirnya Abah menjadi penjual balon selama 9 tahun ini.
Abah Dede hidup di sepetak kontrakan ala kadarnya. Bertahan hidup dari mainan yang mungkin zaman sekarang sudah tak menarik lagi untuk anak-anak. Abah lebih sering menahan lapar karena hasil jualan balon air tak seberapa.
Setiap hari Abah jualan tanpa peduli panas atau hujan, beliau tetap pergi berjualan karena jika tidak keluarganya tak akan bisa makan.
Hasil Abah berjualan tak pernah lebih dari 25 ribu. Dengan penghasilan yang tak seberapa itu, Abah harus menyisihkan untuk membayar kontrakan agar ada tempat keluarganya berteduh meski perutnya jarang terisi.
Berjualan secara keliling seringkali membuat Abah cepat lelah. Ia berharap dapat berjualan di mana ia tak perlu berjalan keliling tempuh berkilo-kilometer sehingga tubuhnya yang renta dapat beraktivitas tanpa cepat lelah dan bisa mendapatkan rupiah yang layak untuk menghidupi keluarganya.
Abah Dede adalah contoh nyata dari keikhlasan dan pantang menyerah dalam menghadapi cobaan hidup.
Sahabat, saatnya kita berikan dukungan kepada Abah Dede dan keluarganya. Mari bersama-sama memberikan bantuan yang mereka butuhkan!
Klik "DONASI" dan berikan donasi terbaikmu.
Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk kebutuhan pokok dan pemberian modal usaha untuk Abah Dede. Donasi yang terkumpul lebih akan disalurkan untuk membantu penerima manfaat lain serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan di bawah naungan Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.