Abah Duloh (65 tahun) adalah seorang lansia dhuafa yang hidup sebatang kara. Beliau berasal dari desa di daerah Tasik. Namun saat ini Abah berdomisili di Cimahi dan bekerja sebagai tukang becak.
Abah merantau setelah istrinya, Mak Ayi meninggal 20 tahun yang lalu. Sejak saat itu Abah hidup seorang diri di jalanan bersama becak tuanya.
Penghasilan Abah Duloh sebagai tukang becak kini tak sebesar saat pertama Abah merantau ke Cimahi. Paling banyak Abah hanya mendapatkan penghasilan sekitar 40 ribu per hari, itu pun jika ada yang mau memakai jasa becak Abah.
Tak jarang Abah tidak mendapatkan penghasilan karena sering mengalami masalah teknis seperti ban pecah dan lain-lain.
Banyak warga sekitar yang merasa iba kepada Abah Duloh yang di usia senjanya masih bekerja dan hanya hidup sebatang kara. Abah bersyukur masih ada orang yang peduli membantunya walaupun hanya memberi makan kepada Abah.
Untuk kegiatan MCK, Abah diizinkan menggunakan fasilitas umum di salah satu masjid tempat Abah mangkal sebagai tukang becak. Namun Abah merasa tidak enak jika diberi izin untuk beristirahat di masjid karena takut mengganggu orang yang sedang sholat. Oleh karena itu Abah lebih memilih beristirahat di becaknya.
Di usia yang sudah senja, kondisi Abah memang sangat mengkhawatirkan. Bahkan Abah hanya memiliki satu pasang baju yang selalu ia gunakan untuk bekerja.
Sebenarnya Abah ingin mendapatkan kehidupan yang layak di usia senjanya, namun apalah daya kondisi Abah yang sudah sulit untuk berkembang, ditambah tidak ada sanak saudaranya ya Abah ingat.
Sahabat, mari kita bantu berikan kehidupan yang lebih layak untuk Abah Duloh agar beliau bisa lebih menikmati masa tuanya.
Klik "DONASI" dan berikan donasi terbaikmu.
Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk kebutuhan pokok dan pemberian modal usaha untuk Abah Duloh. Donasi yang terkumpul lebih akan disalurkan untuk membantu penerima manfaat lain serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan di bawah naungan Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.