Telinga yang tak lagi mendengar dengan jelas dan suara yang sulit terucap tak menghalangi Pak Asep (40) menggandeng putri kecilnya mencari rezeki di jalanan…
Pak Asep (40) setiap hari menggandeng tangan kecil Aisyah, putri satu-satunya, menyusuri jalanan untuk menawarkan jasa sol sepatu. Kehidupan sederhana mereka penuh tantangan, tapi ia tetap menjalani hari dengan senyuman, karena Aisyah adalah alasan terbesar ia bertahan. Di tengah keterbatasannya, ia ingin memberikan masa depan yang lebih baik untuk sang buah hati.
Pak Asep adalah salah satu korban selamat dari tsunami Aceh 2004 yang kehilangan orang tua dan sebagian besar pendengarannya akibat bencana itu. Luka yang ia bawa tak hanya fisik, tapi juga emosional. Sejak tragedi itu, ia merantau jauh dari kampung halamannya, mencoba merangkai kehidupan baru meski penuh keterbatasan.
Sebagai seorang difabel dengan kesulitan mendengar dan berbicara, hidup Pak Asep penuh perjuangan. Ia bercerita bahwa ada bagian tenggorokannya yang pernah dioperasi, membuat ucapannya sulit dipahami. Meski begitu, ia terus bekerja keras memperbaiki sepatu demi mencukupi kebutuhan sehari-hari, meski penghasilannya sering kali tidak cukup.
Di tengah keterbatasan ekonomi, Pak Asep masih menyimpan harapan besar. Ia bermimpi Aisyah bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi, agar kelak hidupnya tidak seperti dirinya. Meski berat, ia percaya bahwa masa depan cerah untuk Aisyah adalah hal yang layak ia perjuangkan sampai kapan pun.
Sahabat Kebaikan, mari kita wujudkan harapan Pak Asep untuk hidup lebih baik dan memberikan masa depan cerah untuk Aisyah!
Klik "DONASI" sekarang dan berikan bantuan terbaikmu!
Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari Pak Asep dan Aisyah, mendukung pendidikan Aisyah, serta modal usaha agar Pak Asep dapat meningkatkan penghasilannya. Bantuan Anda sangat berarti untuk mereka!