Nyawa sang anak kian terancam, Ayah yang sebagai buruh tani pontang panting mencari pekerjaan demi bisa selamatkan nyawa anaknya. Sayang, yang membutuhkan jasanya tak selalu ada. Sedangkan kondisi anaknya semakin menurun. Terpaksa selama 1 tahun pengobatannya harus menggantung.
“Kalau bisa dipindahkan penyakitnya saya rela menanggung sakit anak saya daripada dia yang menderita,”
Anak bungsu Pak Yayat bernama Ruhhi (3th) mengalami ujian bertubi-tubi. Sejak usia 3 bulan ia mengalami kelainan pada mata kirinya. Pak Yayat dan istri menganggap penyakit mata biasa karena tidak ada keluhan apapun dari Ruhhi.
Namun sejak usianya 2 tahun, kelainan matanya semakin menjadi membuatnya kesakitan hingga tak bisa melihat lagi!
Dengan rasa panik, Pak Yayat dan istri membawanya ke rumah sakit terdekat. Tak disangka dokter memvonis penyakit yang diderita Ruhhi adalah penyakit yang tak biasa. Ia pun dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar di Bandung.
Sejak saat itu Pak Yayat seorang diri bolak balik menggendong Ruhhi ke rumah sakit naik angkutan umum yang jaraknya hampir 100 KM! Tak terhitung berapa kali beliau mengantar sang anak hingga akhirnya setelah tindakan kemoterapi pertama, Pak Yayat kehabisan bekal. Padahal ia sudah menjual satu-satunya harta yang ia punya yaitu motor.
“Saya udah bingung, gak kuasa lagi kalau harus pinjam uang. Saya malu, apapun udah saya jual dan saat ini udah gak ada lagi yang bisa dijual,”
Pada akhirnya terpaksa Ruhhi harus putus pengobatannya hingga 1 tahun! Sedangkan sudah 2 bulan ini penyakitnya semakin menjadi. Matanya semakin menonjol hingga keluar darah segar. Tangisan tak henti meraung dari dalam rumah yang hampir roboh milik Pak Yayat.
Dengan hati yang berat, Pak Yayat dan istri hanya bisa berharap ada keajaiban untuk menyelamatkan anaknya tanpa ada tambahan utang.
Pak Yayat yang sehari-harinya bertani di kampung tak pernah menyangka penyakit Ruhhi akan seserius ini. Mirisnya, penghasilan Pak Yayat yang tak seberapa bahkan dengan kerja sampingan di produksi tembakau milik tetangga pun masih jauh dari kata cukup untuk ongkor ke rumah sakit dan melunasi iuran BPJS setiap bulannya.
Setiap langkah yang ia ambil terasa berat, namun harapan kesembuhan anaknya tercinta selalu memberinya kekuatan.
Sahabat, Pak Yayat dan Ruhhi tak bisa berjuang sendirian. Mereka butuh uluran tangan kita agar bisa melanjutkan rangkaian pengobatan untuk operasi. Yuk bantu perjuangan Pak Yayat untuk membawa anaknya berobat!
Klik "DONASI" dan berikan donasi terbaikmu.
Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk bantuan biaya pengobatan dan operasi untuk Ruhhi, juga bantuan kebutuhan pokok sehari-hari dan modal usaha untuk Pak Yayat. Donasi yang terkumpul lebih akan disalurkan untuk membantu penerima manfaat lain serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan di bawah naungan Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.