M. Zihad Alfaritsi Eriansyah (7), anak ketiga dari bapak Heri Eriansyah dan ibu Yati Rohayati ini sedang berjuang untuk bisa sembuh dari penyakit Candidiasis yang dideritanya sejak usia 1 tahun.
Awal mulanya, Zihad mengalami sakit dan diharuskan dirawat inap di rumah sakit. Saat dalam masa perawatan, timbul bercak putih di mulut Zihad. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter mengatakan bahwa bercak putih tersebut adalah jamur.
Satu tahun berjalan setelah kejadian tersebut, ketika usia Zihad menginjak 2 tahun timbul bercak kecil seperti jerawat dan terasa gatal pada tangannya. Saat itu Zihad hanya diobati menggunakan salep, namun setelah diobati bukannya membaik malah penyakit tersebut semakin meluas dan melebar seperti lingkaran obat nyamuk.
Karena khawatir akhirnya orangtua Zihad pun kembali membawa Zihad ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan ke dokter kulit. Setelah ditangani dokter spesialis kulit, Zihad dapat kembali pulih. Namun selang beberapa minggu timbul lagi bercak seperti terkena api.
Gelembung merah dan terus melebar dari yang asalnya hanya pada tangan, sekarang sudah menyebar ke wajah dan dada.
Sempat menjalani rawat jalan selama kurang lebih sekitar 3 tahun di RSHS Bandung, kondisi Zihad pun mulai mengalami perubahan. Yang asalnya ruam atau luka pada kulit Zihad hampir di sekujur tubuh, kini hanya tersisa pada bagian wajah dan tangan kanannya saja.
Zihad disarankan agar melakukan pengobatan ke RSCM Jakarta dan melakukan tindakan laser karena dari hasil pengobatan di RSHS tidak ada perubahan signifikan pada dirinya.
Namun sayang saat ini orangtua Zihad belum bisa melakukan pemeriksaan ke RSCM seperti yang sudah dianjurkan dokter karena terkendala biaya operasional. Ditambah saat ini sang kakak sedang dalam kondisi sakit.
Mereka bekerja menjadi seorang guru honorer di sebuah PAUD MDTA yang penghasilan per bulannya tidaklah seberapa. Kini masih membutuhkan uluran tangan semua orang baik demi menyambut kesembuhan sang anak.
Meskipun untuk biaya pengobatan Zihad dibantu biaya penunjang kesehatan, namun tetap saja ada beberapa biaya yang tidak dicover, seperti obat, biaya operasional dan lain-lain. Harga obatnya pun terbilang cukup mahal, sedangkan pengobatan Zihad masih harus dijalani dalam jangka waktu panjang.
Sebelumnya kedua orangtua Zihad bisa menghabiskan biaya operasional untuk ke rumah sakit kurang lebih sekitar 1 juta untuk satu kali pulang pergi yang berjarak sekitar 112 km!
Jika kedua orangtua Zihad pergi mengajar, Zihad akan dirawat oleh sang kakak. Terkadang Zihad ikut bersama orangtuanya pergi mengajar.
Untuk makan, Zihad masih kesulitan karena tangan sebelah kanannya masih mengalami ruam dan luka. Juga untuk sekolah ataupun bergaul dengan teman seusianya Zihad masih merasa tidak percaya diri karena kondisi yang saat ini dialaminya.
Adapun harapan kedua orangtuanya untuk Zihad yaitu semoga pengobatan anaknya bisa dilakukan hingga selesai dan berjalan dengan lancar tidak ada kendala agar Zihad bisa beraktivitas seperti anak-anak lain seusianya.
Sahabat, perjuangan orangtua Zihad untuk membawa anaknya sembuh tidaklah mudah. Maukah kamu membantu perjuangan mereka agar Zihad dapat sehat seperti sedia kala?
Klik "DONASI" dan berikan donasi terbaikmu.
Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk bantuan biaya pengobatan untuk Zihad, bantuan kebutuhan pokok sehari-hari dan modal usaha untuk orangtua Zihad. Donasi yang terkumpul lebih akan disalurkan untuk membantu penerima manfaat lain serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan di bawah naungan Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.