“Si lolong… si buta!” teriakan yang sering didengar Pak Abdu (26), saat pulang mengajar ngaji di sebuah masjid dekat rumahnya. Meski hati perih, ia memilih sabar. “Namanya juga anak-anak…” ujarnya sambil tersenyum, meski dalam hati ada luka yang ia simpan rapat.
Pak Abdu bukan guru biasa. Ia seorang ustadz sekaligus guru honorer tunanetra dengan penglihatan yang 10%. Karena sejak usia 3 tahun, matanya mulai meredup karena demam tinggi.
Dokter pernah bilang penglihatannya bisa dipulihkan lewat operasi cangkok kornea, tapi biayanya Rp50 juta angka yang mustahil bagi beliau dan ibunya, Bu Nurhayati (51), seorang ibu tunggal yang sudah lama ditinggal suami.
Meski begitu, keterbatasan tak membuatnya berhenti. Setiap hari Senin sampai Jumat, pukul 07.00–16.00, Pak Abdu mengajar di sebuah SLB: Bahasa Indonesia, PAI, Matematika, hingga ekskul Tahfidz. Ia juga wali kelas di sana. Gajinya hanya Rp700 ribu sebulan sekitar Rp23 ribu per hari. Itu pun masih harus dipotong ongkos ojek Rp 18 ribu untuk menempuh jarak 7 km dari rumah ke sekolah.
Sore hingga Isya, ia melanjutkan dengan mengajar ngaji anak-anak normal di masjid. Kadang ada orangtua murid yang memberi Rp50 ribu sebulan, kadang tidak sama sekali. Dan setiap Sabtu-Minggu, beliau membimbing komunitas tunanetra membaca Qur’an Braille.
Qur’an Braille yang dimiliki hanya satu, jadi ia mengandalkan audio tilawah dari HP yang diputarnya berulang-ulang. Tak banyak yang tahu, di balik mata redupnya, Pak Abdu telah menghafal 10 juz Al-Qur’an. Hafalan itu ia rawat dengan tekun, mengulang ayat demi ayat lewat audio dan Qur’an Braille. “Dengan Al-Qur’an, saya merasa Allah selalu menjaga saya…” tuturnya.
Dedikasi sebesar ini tidak sebanding dengan honor yang ia terima. Namun, tekad nya hanya satu: berikhtiar membahagiakan ibundanya dan terus berbagi ilmu. Bahkan ia berharap suatu saat bisa bukan hanya mengajar, tapi juga memberi sedikit rezeki kepada murid-murid tunanetra yang mayoritas hidup dalam kesulitan.
Karena sejatinya, meski mata Pak Abdl tak lagi terang, semangatnya menyalakan cahaya ilmu dan iman di hati banyak orang.
Penerima Manfaat beralamat di Jamblang, Cirebon
Dana yang terkumpul akan digunakan untuk menunjang kebutuhan sehari-hari Pak Abdu, biaya transportasi menuju sekolah & masjid tempat mengajar, serta pengadaan Qur’an Braille dan alat belajar bagi murid-murid tunanetra yang beliau bimbing. Selain itu, dana juga akan dialokasikan untuk modal usaha kecil agar Pak Abdu bisa lebih mandiri, serta kebutuhan kesehatan matanya. Jika terdapat kelebihan dana, akan disalurkan kepada penerima manfaat lainnya di bawah naungan program Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.


