Naas rasanya bayi sekecil ini sudah harus merasakan sakit yang bertubi-tubi. Kepalanya kian membesar, benjolan di punggungnya seperti hendak pecah, kakinya bengkok, bahkan tak jarang ia rasakan sesak saat duduk ataupun hendak berdiri.
Faresta (1 thn), hanya lewat tangisan ia bisa memberitahu Ayah Ibunya tentang rasa sakit yang ia rasakan.
Tak hanya sakit, tumbuh kembang Faresta pun terganggu dan terhambat. Berat badannya tidak mengalami peningkatan sama sekali. Tiap tarikan napasnya sering terasa sesak.
Dokter mengatakan, Faresta harusnya menjalani berbagai pemeriksaan dan perawatan intensif. Sedihnya dokter juga mengatakan butuh waktu 2-3 tahun agar Faresta bisa sembuh dan hidup normal seperti sedia kala. Itupun jika pengobatannya tak terputus.
“Saya cuman pedagang kaki lima es teh aja Mas, doain saya dipermudah rezekinya supaya bisa bawa anak saya berobat lagi..” -Ujar Ayah.
Lanjut berbicara pada anaknya, “Maafin Ayah ya Nak..”
Kondisi ekonomi yang dialami Pak Dindin dan Ibu Dine sering menjadi kendala untuk membawa Faresta ke rumah sakit. Bahkan tak jarang, susu formula yang harusnya dikonsumsi Faresta diganti dengan air beras karena kedua orangtuanya tak mampu lagi untuk membeli susu.
“Suka ikut nangis saya kalau lihat Faresta kesakitan, suka merasa gagal jadi Ayah..” -Lirihnya.
Sahabat, sudah terlalu lama bayi kecil ini rasakan sakit yang tak tertahankan setiap harinya. Pejuangan Ayahnya pun sudah begitu keras namun tak kunjung bisa membawa anaknya kembali jalani pengobatan. Karena itu, mari bersama bantu perjuangan Bapak penjual es teh selamatkan anaknya yuk?