Buat penggalangan dana. Klik di sini
Sering Dipalak dan Tidur Beralas Lantai, Abah Masih Harus Cari Nafkah di Usia Senja

Sering Dipalak dan Tidur Beralas Lantai, Abah Masih Harus Cari Nafkah di Usia Senja

Pengelola: Beramal Jariyah X Ayo Kita Peduli

Donatur
99
Terkumpul
Target

“Kalau saya nggak kerja, siapa yang kasih makan cucu dan istri di rumah?” ujar abah. Abah Sulaiman adalah tukang servis payung keliling berusia 70 tahun. Disaat sebagian orang seusianya menghabiskan hari di rumah bersama keluarga, Abah justru berjalan kaki menyusuri jalanan kota Bandung, membawa alat servis payung keliling sederhana di tangannya berharap ada yang memanggil jasanya hari itu.

Setiap hari, Abah berkeliling dari Gasmin, Antapani, Gedebage, Arcamanik, hingga Sukamiskin, tanpa menggunakan transportasi. Hanya langkah kaki yang setia menemaninya menjemput rezeki.

“Saya mah nggak pasang tarif. Takut orang mundur. Jadi, seikhlasnya aja…”

Kalau beruntung, ia bisa pulang dengan uang Rp 30.000. Tapi lebih sering tak dapat untung sama sekali. 

Abah tak punya tempat tinggal di Bandung. Ia tidur berpindah-pindah dari satu masjid ke masjid lainnya. Di balik bangunan suci itu, sarung lusuhyang digunakan sebagai selimut, tas tua yang digunakan sebagai bantal, dan lantai dingin menjadi alas tubuh rentanya yang lelah. Sudah satu bulan lebih Abah belum bisa pulang ke kampung di Tasik. Tak ada uang untuk ongkos.

Di kampung, Abah meninggalkan seorang istri dan dua cucu kecilnya. Satu duduk di TK, satu lagi baru kelas 1 SD. Sang istri bekerja sebagai buruh kebun bayarannya bahkan tak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Abah memilih merantau sendirian ke Bandung, agar dapur di rumah tetap bisa mengepul.

“Kadang saya dikasih makan gratis di jalan. Tapi kalau makan sendiri, saya suka kepikiran… di rumah istri dan cucu makan apa ya hari ini?” ujar abah 

Pernah suatu kali, Abah di hampiri dua orang asing. Mereka meminta uang—Rp 30.000, jumlah yang bahkan belum ia dapatkan hari itu. Karena tak bisa memberi, Abah justru dimaki-maki di depan umum. Tapi abah tak membalas. Ia hanya menunduk. Diam. 

“Wayah ginih, siapa juga yang mau servis payung…”

Kalimat itu terlontar lirih dari mulut Abah. Tapi meski tahu usahanya kian sepi, ia tetap melangkah. Karena di rumah, ada dua cucu dan seorang istri yang menggantungkan harapan padanya.

Mimpi Abah sederhana ia hanya ingin punya warung kelontong kecil di kampung, pulang ke rumah, berkumpul dengan istri dan cucu dan tak lagi keliling kota menenteng alat servis payung, serta menyekolahkan cucu-cucunya dengan layak

Donasi yang kamu berikan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari abah, membantu melunasi hutang kebutuhan pokok, memberikan modal usaha kelontong, serta biaya pendidikan cucunya. Jika terdapat kelebihan dana, akan disalurkan kepada penerima manfaat lainnya di bawah naungan program Yayasan Sahabat Beramal Jariyah. 

Butuh Bantuan?
Hubungi Kami Telp / WA: 0819 95 10 1000

Disclaimer: Informasi dan opini yang tertulis di halaman kampanye ini adalah milik penggalang dana dan tidak mewakili beramaljariyah.org.
Beramal Jariyah akan melakukan verifikasi terkait kondisi dan data yang diberikan penggalang dana sampai diketahui oleh Lurah/Kepala Desa setempat, sehingga cerita dan data yang diberikan dalam kampanye ini adalah sesuai keadaan sebenarnya.
© 2018 - 2025 Yayasan Beramal Jariyah
bekerjasama dengan PT Setiap Hari Dipakai / Evermos

Yayasan Sahabat Beramal Jariyah dengan akta pendirian No. 79 Tanggal 31-01-2020, adalah lembaga penggalangan dana online dengan situs beramaljariyah.org yang menggalang program Zakat, Infaq, dan wakaf. Pembayaran ditujukan ke rekening A.N Sahabat Beramal Jariyah. Donasi manual agar mencantumkan keterangan program yang akan dibantu. Dana tanpa keterangan akan kami salurkan melalui program regular Sahabat Beramal Jariyah dan masuk kategori dana infak.

Kami juga menerima pembayaran melalui: