Bukan monster, bukan kutukan beliau cuma seorang nenek yang berjuang buat hidup
Sekujur tubuhnya penuh benjolan tapi hatinya tetap penuh harapan

Seorang lansia yang nggak kenal lelah meski tubuhnya sudah tak sekuat dulu.
Dari ujung kepala sampai ujung kaki dipenuhi benjolan-benjolan yang terus membesar di tubuhnya, dan terus menyebar. Makin banyak, dan makin menyakitkan.
Setiap kali keluar rumah, Mak Enah berjualan roti keliling kampung. Untuk bisa makan.
Itu pun kalau ada yang mau beli karena sering, anak-anak malah kabur ketakutan saat Mak datang.

Mak udah terbiasa dengan tatapan aneh,bisik-bisik dan tawa pelan di belakangnya.
Orang bilang jijik dengan lantang dan ketus, sampai pernah ada yang bilang “ ngapain hidup gak berguna, mending mati aja” Respon mak hanya bisa menelan ludah dan mengelus dada sambil berucap “Sabar” Seringkali Mak diperlakukan seperti bukan manusia.
Mak enah kini hanya tinggal bersama kedua cucunya yang yatim, hanya mengandalkan penghasilan dari jualan roti yang hanya mencapai 10 ribu atau 15 ribu.
Usia yang makin tua, tubuh yang makin renta, dan rasa lelah yang datang lebih cepat dari biasanya,bikin Mak kadang berhenti di tengah jalan duduk, tarik napas, sambil bisik,

“Ya Allah, kuatkan langkah Mak hari ini.” Kadang kalau lagi nggak kuat jualan, Mak cuma bisa makan dari bantuan tetangga yang masih peduli. Mak sering minder kalau ketemu orang baru. Apalagi anak kecil yang langsung menatap sinis atau takut. Tapi lama-lama, Mak belajar menerima.Kalau dia berhenti berjuang, dua cucu yatim nya akan kehilangan masa depan
Teman kebaikan…. Mari bantu mak agar bisa terus bertahan dan memiliki kehidupan yang jauh lebih baik.


