Bayangin, udah hampir 20 tahun Mak Iim (55) hidup dengan sakit kulit langka. Benjolan- benjolan memenuhi hampir seluruh tubuhnya mulai dari atas kepala hingga ujung kaki. Kata Emak, rasanya pegel banget, tapi sering Emak tahan.
Sedihnya, karena kondisi itu Mak Iim kerap diejek dan ditatap ‘jijik’ sama orang-orang.
“Kadang ada yang liat Emak terus langsung minggir, atau malah bilang jijik… Emak suka pengen nangis. Tapi mau cerita ke siapa? Suami udah gak ada...” ucapnya lirih.
Dulu, masih ada tempat pulang buat Mak Iim curhat dan bersandar. Tapi sejak suaminya meninggal, semuanya berubah. Emak sekarang hidup sebatang kara. Gak punya saudara. Anaknya udah berkeluarga dan tinggal di luar pulau, jauh, hidupnya juga susah. Udah lama gak ada kabar. Emak bilang, udah bertahun-tahun gak ketemu.
“Kadang Emak gak langsung pulang habis jualan... soalnya kalau sampai rumah malah tambah sedih. Sepi. Gak ada siapa-siapa. Gak ada apa-apa. Emak suka duduk aja... diem... nangis sendiri...” Kata Emak.
Setiap hari Mak Iim menjajakan air minum di pinggir jalan. Meski semua tubuhnya pegal dan sakit akibat benjolan itu, Emak tetep berangkat karena tahu, kalau tidak kerja, tidak akan bisa makan dan penuhi kebutuhan lainnya. Tapi, menjual pun bukan hal yang mudah buat Emak,
“Banyak yang takut beli air yang dijual Emak, ada yang bilang takut ketular.. Ya Allah padahal engga kok..”
Semenjak sakit, hari-hari Mak Iim dipenuhi dengan penolakan. Tak jarang seharian botol yang dijualnya itu hanya laku 1 atau tidak ada yang beli sama sekali. Karena itu, sering Mak Iim tidak makan sama sekali atau hanya makan dengan nasi dan garam.
“Emak sebenernya udah pengen istirahat Nak, jujur udah capek jualan sembari nahan sakit-sakit di badan. Pengennya mah istirahat dirumah atau ada usaha dirumah aja..” Katanya.
Di rumah, kucing peliharaan Emak menjadi satu-satunya teman disata semua orang menjauh.
“Emak suka cerita sama kucing. Ngeluh, nangis, ngobrol. Kadang makannya bareng... Malah Emak sering kasih tongkol ke kucing, sedangkan Emak cuma makan sama nasi aja. Gak apa-apa, kita manusia masih bisa makan seadanya. Kucing kan gak bisa makan nasi aja…”
Yang lebih menyakitkan, ada yang bilang kalau penyakit Emak itu karena di guna-guna.
“Emak sakit banget dengernya… Tapi Emak cuma bisa diem, pasrah. Nangis sambil doa ke Allah... Minta dikasih jalan sembuh.” Katanya.
Sahabat, Mak Iim udah terlalu lama bertahan sendirian. Gak ada keluarga, gak ada dukungan, hanya ditemani sakit dan sepi. Yuk, bantu Mak Iim bisa berobat dan punya usaha kecil dari rumah.