“Dari bayi katanya waktu kecil panas 2 minggu gak turun-turun. Karena orangtua dulu gak ada biaya terus jauh mau ke mana-mana, mungkin gak diobati jadi ya kayak sekarang ini,” (Pak Sule, 45 tahun)
Dengan terpincang-pincang sambil memegang tongkat kayu tua, tubuh renta dengan pakaian yang lusuh, Pak Sulaeman atau lebih dikenal dengan Pak Sule setiap jam 5 subuh sampai dengan jam 3 sore harus berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang licin, terjal menanjak serta menurun dengan jarak sejauh 15 km, hanya untuk berjualan pisau.
Pak Sule tinggal di daerah Cikalong Wetan, Bandung Barat merupakan pejuang nafkah disabilitas. Padahal dengan kondisi kaki yang tidak normal, Pak Sule sering terjatuh dan terperosok di jalan tanah yang licin juga curam.
Pak Sule bisa mengantongi uang 5 ribu rupiah dari satu pisau yang terjual. Dalam sehari, beliau bisa menjual tak lebih dari 8 pisau. Itupun jika pisau tersedia karena terhambat oleh modal dan bahan baku yang sulit didapatkan.
“Bagi saya uang segitu cukup meski hidup saya apa adanya. Alhamdulillah bisa makan meski sekadarnya. Pengennya sih nabung buat benerin rumah, tapi ya uangnya gak cukup,”
Kondisi kaki Pak Sule memiliki bentuk seperti huruf X sehingga jalannya menjadi pincang. Setiap hari beliau berjalan dibantu dengan tongkat kayu yang sudah tua dan keropos. Dikhawatirkan kayu tersebut patah karena tidak sanggup menopang tubuh Pak Sule jika tak segera diganti.
Saat ini Pak Sule tinggal di sebuah bilik panggung dengan istrinya yang juga penyandang disabilitas, Bu Isah. Ia terlahir sebagai seorang tunawicara sehingga terkadang Pak Sule mengaku kesulitan berkomunikasi dengan istrinya. Meski begitu, Pak Sule amat sabar merawat istrinya. Sedihnya lagi, pernikahan mereka tidak dikaruniai anak.
“Kadang kasian juga liat istri tinggal di bilik ini. Kayunya udah keropos, dindingnya banyak yang jebol, atapnya bocor, lantai juga udah banyak yang bolong-bolong. Saya khawatir rumahnya ambruk kalau hujan besar. Belum lagi bilik saya ada di bawah tebing. Mudah-mudahan gak longsor”
Sahabat Amal, Pak Sule dan Bu Isah berharap bisa memiliki tempat tinggal yang layak. Rumah yang aman serta nyaman untuk ditinggali sebagai tempat meniti kehidupannya. Namun Pak Sule yang hanya penjual pisau keliling dengan penghasilan kecil tidak menentu amat sangat kesulitan untuk mewujudkan harapannya.
Mari kita bergotong royong wujudkan harapan kedua disabilitas ini dengan cara:
- Klik tombol “Donasi”
- Masukkan nominal Infak Sahabat
- Masukkan data yang diperlukan
- Klik tombol “Lanjutkan”
- Pilih metode pembayaran (Kartu Kredit/Debit/Transfer Bank/Alfamart/GoPay/ShopeePay)
- Klik tombol “Bayar Sekarang” dan selesaikan pembayaran
Ajak keluarga dan kerabat lainnya untuk share link ini via WhatsApp dan Facebook. InsyaAllah lewat kebaikan dari ajakan kita, Sahabat pun akan mendapatkan pahalanya.
Mari sampaikan kabar gembira dengan lebih dekat dan berdampak.
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, pemberian modal usaha dan pembangunan rumah Pak Sule. Sebagian dana yang terkumpul juga akan digunakan untuk membantu saudara-saudara lain yang membutuhkan bantuan di bawah naungan dan pendampingan Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.
