Bayangkan pulang ke tanah air dalam keadaan tubuh hampir tak berdaya. Itulah yang dialami Bu Ida. Setelah nekat merantau ke Arab Saudi demi memperbaiki ekonomi keluarga, ia justru kembali dengan kondisi perut membesar karena tumor ganas. Berat badannya merosot dari 72 kilogram menjadi hanya 41 kilogram.

Setiba di bandara, Bu Ida tak sempat memeluk keluarganya lama-lama. Ia langsung dilarikan ke IGD. Operasi darurat dilakukan hingga 10 jam lamanya. Gumpalan seberat 20 kilogram berhasil diangkat dari perutnya. “Kalau telat sedikit saja, nyawa saya mungkin sudah hilang,” ucap Bu Ida lirih dengan mata berkaca-kaca.
Tapi penderitaan itu belum berakhir. Obat yang harus rutin ditebus seharga 3 juta rupiah per bulan tidak tercover BPJS. Karena tak mampu, Bu Ida hanya mengandalkan obat pereda nyeri. Kini tumornya perlahan tumbuh kembali. Perutnya membesar, dada terasa sesak, tubuh cepat lelah, sementara harapan untuk sembuh semakin jauh tanpa biaya.

Suaminya, Pak Agus, terpaksa berhenti bekerja penuh demi merawat istrinya. Sesekali ia jadi tukang parkir atau buruh kuli bangunan, dengan penghasilan tak lebih dari 50 ribu sehari. Anak pertama yang gajinya 2 juta sebulan kini menanggung seluruh kebutuhan rumah tangga. Kadang mereka hanya bisa makan sekali dalam sehari, menunggu kakaknya pulang kerja untuk bisa makan malam bersama.
Dalam kesederhanaan yang penuh kekurangan itu, ada hati kecil yang sering gelisah. Nurkhotimah, anak bungsu Bu Ida yang masih duduk di bangku kelas 3 SD, pernah mengirim pesan singkat untuk ibunya: “Bu? Aku kangen main sama Ibu kayak dulu lagi.” Pesan polos itu membuat Bu Ida hanya bisa menitikkan air mata, karena ia berhasil pulang cepat namun dalam kondisi yang tidak baik. Kini keinginannya untuk sembuh tak lagi bisa ia perjuangkan sendiri.

Keluarga ini sudah berusaha keras. Mereka menjual apa yang bisa dijual, meminjam ke sana kemari, hingga menumpuk hutang. Namun jalan mereka terasa buntu. Sementara penyakit tak pernah menunggu.
Hari ini, mereka membutuhkan tangan-tangan baik yang mau membantu meringankan langkah mereka. Mari ulurkan donasi terbaikmu untuk biaya pengobatan Bu Ida. Sedikit dari kita bisa menjadi sangat berarti untuk ia kembali sehat, bisa tersenyum bersama anak-anaknya, dan menjawab rindu sederhana dari seorang anak kecil kepada ibunya.