Pak Alvi (57), pahlawan tanpa tanda jasa yang rela menjadi pemulung demi mencukupi hidupnya.

Sejak di masa kuliah, beliau sudah mengabdikan dirinya menjadi seorang guru honorer hingga saat ini sudah 36 tahun lamanya.
Bukan tidak mau diangkat menjadi guru ASN, tapi keberuntungan belum berpihak kepadanya. Bapak sudah mengikuti tes sebanyak 8 kali namun gagal.

Hari demi hari beliau lewati tanpa seorang istri yang meninggal 3 tahun lalu karena menderita tumor payudara.
Setiap hari ia mengajar anak-anak didiknya dengan harapan ingin bisa berkontribusi mencerdaskan anak bangsa.

Karena gajinya sebagai guru honorer tidak mencukupi kehidupan sehari-hari, Pak Alvi tidak malu harus mencari tambahan penghasilan demi bertahan hidup dengan cara mencari rongsokan sepulang mengajar.
Hasil rongsok yang Pak Alvi dapatkan langsung ia jual ke pengepul. Memang hasilnya cukup penuh dalam 1 karung, namun jika dirupiahkan nominalnya sangat kecil.

“Saya tidak malu menjadi pemulung karena ini halal, demi mencukupi kehidupan biaya sehari-hari. Soalnya kalau mengandalkan gaji mah dipake ongkos anak sekolah juga abis. Itupun dikasih gajinya kadang 2 bulan sekali,”
Kondisi rumahnya pun sangat memprihatinkan. Atapnya terbuat dari kayu anyam yang mulai rapuh. Dinding rumahnya berlubang dan lantai yang hanya beralaskan keramik hitam.
Sahabat, yuk berikan hadiah modal usaha untuk Pak Alvi agar tak perlu lagi keliling mengumpulkan rongsokan. Besar kecil bantuan darimu akan sangat berarti bagi Pak Alvi.
Klik "DONASI" dan berikan donasi terbaikmu.
Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk kebutuhan pokok dan pemberian modal usaha untuk Pak Alvi. Donasi yang terkumpul lebih akan disalurkan untuk membantu penerima manfaat lain serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan di bawah naungan Yayasan Sahabat Beramal Jariyah.