Jari anak kecil umur 8 tahun menghitam dalam hitungan menit, tubuhnya dingin, matanya mulai merem-melek… Dan dokter saat itu cuma bisa bilang:
“Bapak sabar ya… banyak-banyak berdoa. Mudah-mudahan ada keajaiban.”
Kebayang gak, anak sendiri dibawa ke rumah sakit dalam keadaan hampir gak sadar, terus disuruh siap-siap sama kemungkinan terburuk? Itu yang dialami Pak Dempi waktu lari bawa Viqih ke IGD.

Beberapa hari sebelumnya, Viqih bersama teman-temannya pergi ke sungai, berharap mendapat ikan untuk Ayah Ibunya bisa makan-makanan enak.
Dia lihat sesuatu bergerak di air, Viqih kira itu ikan… dia tangkap. Tapi detik berikutnya dunia Viqih runtuh. “Sakiiiit! Sakiiit!”.
Bukan ikan yang dia pegang. Tapi ular belang berbisa. Dan dalam hitungan menit… Jari telunjuk kirinya menghitam, tangannya membengkak, wajahnya pucat, dan tubuhnya mulai limbung.
Teman-temannya bawa pulang Viqih dalam keadaan pucat. Ayah-ibunya langsung panik. Gak sempet mikir apa-apa, langsung dibawa ke rumah sakit. Tapi di jalan, Viqih mulai kayak mau pingsan, makin lemes, sampai akhirnya bener-bener hilang kesadaran.

Sesampainya di rumah sakit, kondisi sudah parah.Viqih masuk PICU dan koma 6 hari. Di tengah itu, dokter bilang racun udah naik. Saran dokter: amputasi tangan.
Keluarga gak kuat nerima itu. Akhirnya dokter cuma amputasi jari telunjuk dan mengerok kulit di tangan Viqih buat menghentikan racun. Tapi perawatannya… jauh dari selesai.
Masalahnya, BPJS gak cover semuanya. Buat lanjut sembuh, Viqih butuh: transplantasi kulit, atau gel khusus yang harganya mahal banget Dan kalau gak cepat ditangani, infeksinya bisa makin parah, bahkan membahayakan nyawanya.
Sementara itu… Ayahnya cuma seorang penjual pasir. Setiap hari, Pak Dempi dan istrinya turun ke sungai, ambil pasir manual, angkat karung-karung berat. Dalam sehari cuma dapat 5–10 karung, itu pun kalau laku. Harga satu karung cuma Rp7.000.
“Gak tiap hari ada yang beli… untuk makan aja kami sering nunda. Gimana buat biaya berobat anak kami yang mahal…” kata Pak Dempi.

Ayah ibu kalut… apalagi liat keadaan Viqih yang nggak bisa dibiarkan terlalu lama. Kalau telat penanganan… risikonya bukan cuma kehilangan tangan. Bisa kehilangan nyawa.
Sahabat…Orang tua Viqih udah berjuang habis-habisan sampai mereka gak tau lagi harus gimana. Mereka cuma ingin satu: anaknya selamat.
Kalau kamu baca cerita ini sampai sini, artinya kamu punya kesempatan buat ikut nyelametin Viqih. Ayo bantu Viqih sembuh… Sekecil apa pun bantuanmu, besar banget artinya buat hidup anak 8 tahun yang lagi berusaha bertahan ini.


